Lebak- Jagad media sosial dihebohkan oleh sebuah video kericuhan antara Tenaga Kerja Asing (TKA) dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Warga sempat tersesat lantaran video yang mempertontonkan baku hantam antara TKA-TKI itu disebutkan terjadi di Kabupaten Lebak. Situasi, semakin memanas kala sekelom massa berkumpul dan melakukan aksi bakan ban.
Polda Banten bergerak cepat melakukan penyelidikan. Alhasil, video yang dengan cepat menyebar itu bukan terjadi di Bumi Multatuli.
Usut punya usut, peristiwa mencekam itu terjadi di luar negeri, tepatnya di Malaysia.
Wakapolda Banten Brigjen Pol M. Sabilul Alif menyebut, video itu merupakan berita palsu alias hoaks.
Dia juga menegaskan bahwa peristiwa yang dipertontonkan dalam video bukanlah terjadi di Kabupaten Lebak.
“Video itu tidak ada hubungan dengan kejadian di Lebak atau wilayah hukum Polda Banten,” kata Sabilul Alif saat konferensi pers dengan awak media di Rangkasbitung, Jumat, 21 Januari 2023.
Jebolan terbaik Lemhannas 2022 ini menyebut, video itu diviralkan dan dikaitkan dengan wilayah hukum Polres Lebak oleh oknum tidak bertanggungjawab.
“Setelah kita cek, video itu terjadi di luar negeri. Ada juga percakapan menggunakan bahasa Malaysia, sehingga dikonfirmasi itu bukan terjadi di Lebak,”kata dia.
Sabilul tak menampik bahwa terjadi aksi demonstrasi yang dilakukan oleh warga di wilayah PT SBJ, Kampung Cikoneng, Desa Cibeber, Kabupaten Lebak pada Jumat, 20 Januari 2022.
Meski sempat terjadi aksi membakar ban bekas oleh warga, unjuk rasa berakhir dengan damai.
“Dan dalam aksi itu tidak terjadi keributan, aksi itu diakhiri dengan damai dan mediasi antara pihak PT SBJ dan warga setempat,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Sabilul meminta kepada warga untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang beredar di media sosial. Ia mengajak kepada warga untuk bijak media sosial.
“Kami mengimbau kepada seluruh warga Banten agar tidak mudah terprovokasi terkait adanya video yang sengaja dibuat untuk tujuan yang tidak baik,”kata dia.
“Mari kita bijak dalam bermedsos, khususnya dalam menyaring informasi. Kita harus cek kebenaran informasi itu terlebih dahulu sebelum kita menyebarkannya ke orang lain,” pungkas eks ajudan Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin.