Jakarta- Covid-19 dilaporkan kembali menyerang sejumlah warga di tanah air. Adalah varian Omicron XBB.
Dikutip Dailyhits dari CNBC Indonesia, Kementerian Kesehatan mencatat total kasus Covid-19 varian Omicron XBB sudah ada 48 kasus per Kamis, 10 November 2022.
Dengan temuan itu, Kemenkes pun memprediksikan puncak penambahan kasus Covid-19 di tanah air akan terjadi dalam waktu 1,5 bulan ke depan.
“Mungkin dalam waktu 1,5 bulan paling lambat puncak ini akan kita capai. Puncaknya di berapa, itu yang nanti kita lihat, tapi saya rasa di bulan Desember ini pasti sudah kelihatan puncaknya atau di awal Januari paling lambat,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Kabarnya, varian XBB memiliki tingkat penyebaran yang lebih cepat, namun dengan gejala lebih enteng ketimbang sebelumnya.
Gejala Covid-19 Omicron XBB
Professor Tim Spector, Kepala Studi Kesehatan ZOE dalam akun Twitternya merilis salah satu gejala mereka yang terpapar Covid-19 Omicron XBB adalah gampang lelah.
“Kasus Covid dua kali lebih banyak dari flu biasa saat ini, rasionya tidak pernah setinggi ini,” ujar professor Tim Spector, kepala Studi Kesehatan ZOE dalam akun Twitternya, beberapa waktu lalu.
Kepada The Independent, Spector menjelaskan bahwa kebanyakan orang masih terpaku kepada demam sebagai gejala utama Covid-19. Pada saat ini, menurut dia, dua pertiga dari kasus Covid-19 berawal dari sakit tenggorokan.
“Demam dan kehilangan penciuman sangat jarang sekarang. Akibatnya, banyak sekali lansia merasa tidak terkena Covid sehingga tidak melakukan tes karena menganggapnya cuma meriang biasa,” kata Spector.
Melansir laman Express, ZOE juga menjelaskan tipe kelelahan pada pasien Covid-19. Mereka merasakan kelelahan ekstrem dan bisa mempengaruhi aktivitas seseorang sehari-harinya dan ini akan muncul bahkan saat hanya melakukan tugas kecil.
“Ini adalah jenis kelelahan ekstrem atau perasaan terhapus yang tetap ada meski sudah beristirahat atau tidur nyenyak,” jelas ZOE.
“Rasanya sulit untuk menaiki tangga, melakukan pekerjaan normal atau bahkan bangun dari tempat tidur”.
Selain itu kelelahan akan mengakibatkan hambatan pada konsentrasi atau mengingat. Gejala tersebut biasanya digambarkan sebagai ‘kabut otak’.