Serang- Badan Pusat Statistik atau BPS mengeluarkan indeks kebahagiaan di Provinsi Banten mengalami penurunan nyaris 2 persen.
Dari catatan BPS di tahun 2017 indeks kebahagiaan di Provinsi Banten mencapai 69,83 persen sedangkan di tahun 2021 mencapai 68,08 persen.
Dikutip Dailyhits dari Kompascom, indeks kebahagiaan 2017-2021 diukur menggunakan 3 (tiga) dimensi: Kepuasan Hidup (Life my Satisfaction), Perasaan (Affect), dan Makna Hidup (Eudaimonia).
Sementara Metode sebelumnya (2014), Indeks Kebahagiaan hanya diukur menggunakan satu dimensi yaitu Kepuasan Hidup (Life Satisfaction).
Adapun terakhir BPS telah merilis Indeks Kebahagiaan untuk 2021 kemarin. Berdasarkan rilis tersebut, ternyata provinsi yang memiliki indeks bahagia paling rendah di Indonesia adalah Banten dengan 68.08.
Kabar tersebut membuat Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar bereaksi. Dia mempertanyakan hasil survei BPS yang menyatakan Tanah Jawara paling tidak bahagia di Indonesia pada tahun 2021.
“Saya ingin cek, itu data masih tahun 2021. Lalu saya sedang mempertanyakan metodologinya oleh BPS itu, yang ditanya siapa sebagai respoden menyatakan tidak bahagia itu siapa?,” kata Al Muktabar kepada wartawan di Gedung Samsat Kota Serang seperti dikutip dari Kompascom, Jumat, 23 September 2022.
“Itu kan sistem survei. Jadi, (kalau) dipertanyakan kepada (koresponden) yang bahagia, maka akan bahagia,” tambah Al.
Dia juga menyatakan akan berusaha membuat masyarakat di provinsi paling ujung barat Pulau Jawa ini bahagia dengan program-progran yang menyentuh masyarakat langsung.
“Nah mudah- Mudahan kita akan terus berusaha ini untuk kedepan. Saya pikir (masyarakat) harus bahagia karena bahagia itu konsep dasarnya ada di hati, happiness,”katanya.
“Kebahagian itu tempatnya ada di hati. Hari ini kita nyatakan (pembagian BLT) bagian di antara usaha untuk bahagia bersama,”sambungnya.