Lebak- Sejumlah pengrajin tahu di Kabupaten Lebak mulai mengeluh omzet turun drastis selepas harga kedelai naik. Dalam sehari nyaris 50 persen pendapatan mereka hilang.
Madsoleh, pengrajin tahu di Kampung Muhara, Kelurahan Muara Ciujung Barat, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengatakan dalam sehari pendapatannya mencapai Rp300 ribu.
Namun, lanjut dia, setelah harga kedelai mengalami kenaikan maksimal pendapatan setiap hari sekitar Rp175 ribu.
Dalam sehari, Madsoleh biasa menghabiskan 80 kilogram kedelai, sedangkan saat ini hanya 50 kilogram.
“Kalau saya membeli kedelai itu per 50 kilogram, jadi sekarang harganya Rp 645.000 per 50 kilogram yang semula Rp 620.000 per 50 kilogram, jadi harga ini naik drastis,” kata Madsoleh, Rabu, 28 September 2022.
Dalam mencari solusi dan mempertahankan kualitas tahu nya, ada beberapa salah megurangi ukuran dan pengeluaran kedelai.
“Salah satunya saya memperkecil ukuran tahunya, supaya biaya pengeluaran kedelai tidak terlalu banyak ya. Karena saat ini harga kedelai sedang naik,” ujarnya.
Madsoleh menyampaikan penurunannya sangat dratis, karena itu tadi imbas BBM naik sehingga menyebabkan kenaikan harga kedelai yang cukup memberatkan kami para pengrajin tahu
“Sehingga saat ini juga pendapatan kami menurun drastis, kenapa? Harga kedelai naik, tetapi harga tahu terhadap konsumen tidak dinaikkan,” katanya.
“Kita terpaksa mengurangi ukuran agar harga tidak naik tapi tetap dapat untung. Karena kalau tidak begitu, ya gulung tikar,”timpal Dulkarim, pengrajin dan penjual tempe di Pasar Rangkasbitung.