DALYHITS.ID – Di hamparan sawah Margasana yang masih basah, tangan-tangan petani berpadu dengan deru mesin modern. Bupati Serang, Ratu Rachmatuzakiyah, menegaskan pentingnya mekanisasi pertanian untuk mempercepat tanam padi di wilayah Kabupaten Serang.
Hal itu disampaikan saat mengikuti Gerakan Tanam Padi dan Modernisasi Pertanian di Gapoktan Tunas Harapan, Desa Margasana, Kecamatan Kramatwatu, Senin, 29 September 2025.
Kabupaten Serang dengan luas wilayah 1.734,09 kilometer persegi disebut sebagai salah satu lumbung padi utama di Provinsi Banten.
“Potensi kami sangat besar, namun tantangan juga tidak ringan, terutama ancaman alih fungsi lahan yang terus mengintai. Data menunjukkan luas baku lahan sawah kita saat ini berada di kisaran 48.050 hektar,” ujar Zakiyah kepada wartawan usai acara gerakan tanam padi, Senin, (29/9/2025).
Menurut data statistik, luas tanam padi di Kabupaten Serang terus meningkat signifikan. Pada musim tanam 2023/2024 tercatat 90.748 hektar, naik 17,32 persen atau setara 19.012 hektar menjadi 109.764 hektar pada musim tanam 2024/2025.
Meski begitu, target tanam padi September 2025 masih belum tercapai. Dari target 6.647 hektar, realisasi baru 4.647 hektar atau 69,91 persen.
“Masih ada kekurangan sekitar 2.000 hektar yang perlu kita kejar bersama-sama,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bupati menekankan gerakan tanam dengan mekanisasi menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan tanam.
“Kami terus berupaya mendongkrak rata-rata panen agar Kabupaten Serang mampu menghasilkan surplus beras signifikan bagi Provinsi Banten,” katanya.
Ia menyebut ada tiga pilar utama untuk mencapai target produksi: irigasi, bibit unggul, dan mekanisasi pertanian.
Pemanfaatan traktor hingga rice transplanter diyakini mampu mempercepat olah lahan, menekan biaya tenaga kerja, dan memungkinkan tiga kali tanam dalam setahun di beberapa lokasi.
Selain itu, Bupati meminta dukungan Kementerian Pertanian dan Pemprov Banten untuk menyediakan lebih banyak alat dan mesin pertanian (Alsintan).
“Kami berharap bantuan traktor roda empat, combine harvester, hingga dryer pascapanen agar petani dapat menekan kerugian dan meningkatkan kualitas gabah,” ujarnya.
Kebutuhan bibit unggul juga menjadi perhatian.
“Untuk musim tanam Oktober–November ini dibutuhkan bibit untuk lahan seluas kurang lebih 23.500 hektar,” kata Ratu.
Bupati menambahkan, mekanisasi seperti transplantor yang digunakan di lapangan diharapkan dapat mempercepat pencapaian target tanam.
“Dengan bantuan alat ini, kita bisa mempercepat kekurangan target sekitar 1.700 hektar,” katanya.
Ia juga menegaskan upaya pemerintah daerah menjaga agar lahan pertanian tidak beralih fungsi.
“Kami akan koordinasi dengan Dinas Permukiman agar lahan pertanian khusus tidak dialihkan untuk kepentingan lain,” ujarnya.
Ia mengajak generasi muda bergabung dalam program Brigade Pangan yang digagas Kementerian Pertanian.
“Saya himbau milenial yang punya passion di pertanian untuk ikut berkontribusi nyata di Kabupaten Serang,” katanya.
Menurut Bupati, keluhan petani yang muncul di lapangan terkait permintaan alat modern dan bibit unggul sudah disampaikan ke Dinas Pertanian Provinsi Banten.
“Insya Allah akan ditindaklanjuti,” ucapnya.
Di tempat yang sama Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M. Tauchid, mengatakan lahan sawah di Serang masih cukup produktif.
“Kami percaya kebijakan Bupati akan membuat lahan lebih produktif. Gubernur siap merespons percepatan di lapangan, termasuk bantuan drone untuk pengendalian hama dan pupuk,” katanya.
Menurut Agus, pengadaan drone dianggarkan tahun depan, sementara pompa air dan alsintan lain sudah tersedia.
“Kami ingin dari sekarang Banten terus berkontribusi untuk Indonesia,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa penyuluh pertanian lapangan (PPL) kini ditarik ke Kementerian Pertanian, meski tetap ditempatkan di daerah.
“Program-program tetap dekat dengan petani. Untuk irigasi perpompaan, satu unit bisa mencapai Rp112 juta dan ini harus dijaga baik,” kata Agus.
Selain itu, kata Agus, bantuan alsintan dan benih unggul terus disalurkan ke Kabupaten Serang.
Beberapa varietas benih seperti Mikonga, IR32, dan Inpari 32 sudah diproduksi penangkar lokal dan akan masuk e-katalog Kementan.
“Panen raya kemarin menghasilkan 7,1 ton per hektar. Itu cukup bagus dan ke depan kualitas benih masih jadi pekerjaan rumah yang harus kita perbaiki,” pungkasnya.***