Water Toren Bersejarah di Lebak Direvitalisasi, Bakal Jadi Wisata Baru di Pusat Kota

- Penulis

Jumat, 7 Oktober 2022 - 12:43

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Water Toren bersejarah di Kabupaten Lebak direvitalisasi. (Istimewa)

Water Toren bersejarah di Kabupaten Lebak direvitalisasi. (Istimewa)

Lebak- Pemerintah Kabupaten Lebak merevitalisasi cagar budaya di Kota Rangkasbitung. Adalah Water Toren zaman penjajahan Belanda.

Berlokasi di Kampung Pasir Tariti, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, water toren bersejarah itu akan disulap menjadi destinasi wisata kekinian. Meski demikian, nilai sejarahnya tidak akan hilang.

Kepala Bidang Destinasi Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Lebak, Usep Suparno mengtakan, water toren ini dibangun pada tahun 1931 yang pada saat itu digunakan untuk menyalurkan air bersih dari Gunung Karang ke Residen Rangkasbitung.

Baca Juga :  Pemkot Cilegon Latih Kemampuan ASN Pengelola Barang Milik Daerah: Harus Sesuai Aturan!

“Dulu pada zaman penjajahan,di Lebak terdapat dua penyalur air bersih. Pertama di perbatasan Lebak-Pandeglang, kedua Menara Water Toren disamping kantor ini,” kata Usep, Jumat, 7 Oktober 2022.

Menara Water toren ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya Kabupaten Lebak berbarengan dengan Museum Multatuli dan rumah Multatuli. Menurutnya, dengan adanya revitalisasi bangunan bersejarah ini dapat meningkatkan kualitas visi wisata di Kabupaten Lebak.

Baca Juga :  Pemkab Lebak Bersiap Hadapi Resesi Global, Punya Senjata Andalan

“Ketika Multatuli ada disini tahun 1856, Rangkasbitung sudah menjadi Ibukota Kabupaten Lebak. Oleh karena itu, Rangkasbitung membutuhkan pasokan air untuk masyarakat yang ada di kota Rangkasbitung,”jelasnya.

Ia mengungkapkan, salah satu hal yang menarik dari Menara Water Toren ini ialah tidak ditemukannya mesin penyalur air. Menurutnya, penyaluran air ada saat itu hanya menggunakan besi dengan ukuran lorong yang cukup besar.

Berita Terkait

Mahasiswa Baros Angkat Isu Judi Online dalam Diskusi Literasi Digital 
‘Pendekar Banten’ Jalan Kaki dari Lebak ke Tanah Suci
Cerita Jaro Baduy Harus Bayar Rp3,5 Juta untuk Serum Anti Bisa Ular
PJBN Rekonstruksi Dua Rumah Tidak Layak Huni di Lebak dan Pandeglang
Warga Baduy Curhat ke Gubernur dan Kapolda Banten Soal Anti Bisa Ular: Harus Bayar Jutaan
Peti Jenazah di Kebun Karet Bikin Heboh Warga Lebak
Realisasi Capai 68 Persen, Bapenda Lebak Genjot 13 Sektor Pajak
Banten 25 Tahun: Tanah Subur, Harapan yang Masih Terkubur

Berita Terkait

Selasa, 30 September 2025 - 00:22

Mahasiswa Baros Angkat Isu Judi Online dalam Diskusi Literasi Digital 

Minggu, 28 September 2025 - 12:30

‘Pendekar Banten’ Jalan Kaki dari Lebak ke Tanah Suci

Jumat, 26 September 2025 - 23:22

PJBN Rekonstruksi Dua Rumah Tidak Layak Huni di Lebak dan Pandeglang

Jumat, 26 September 2025 - 20:23

Warga Baduy Curhat ke Gubernur dan Kapolda Banten Soal Anti Bisa Ular: Harus Bayar Jutaan

Jumat, 26 September 2025 - 15:09

Peti Jenazah di Kebun Karet Bikin Heboh Warga Lebak

Berita Terbaru

Nana (tengah) saat foto bersama dengan pengurus ormas Pendekar Banten sebelum bertolak ke Tanah Suci dengan cara jalan kaki. (Istimewa)

Berita Terbaru

‘Pendekar Banten’ Jalan Kaki dari Lebak ke Tanah Suci

Minggu, 28 Sep 2025 - 12:30

Warga Rangkasbitung saat melakukan perbaikan jalan rusak secara swadaya. (FOTO Tangkap Layar Video)

Metropolitan

Warga Rangkasbitung Patungan Perbaiki Jalan Rusak

Sabtu, 27 Sep 2025 - 15:26