DAILYHITS.ID – Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pariwisata mendorong peningkatan kompetensi dan sertifikasi bagi para petugas Balawisata atau penyelamat wisata Tirta.
Langkah ini dilakukan untuk memperkuat aspek keselamatan di destinasi wisata air, terutama menjelang masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025-2026.
Plt Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Linda Rohyati Fatimah, menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan dan uji kompetensi Balawista berlangsung selama dua hari, dimulai sejak kemarin.
“Kami melaksanakan pelatihan terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan uji kompetensi yang dilakukan oleh LSP yang telah ditetapkan dan memiliki skema tentang kepemimpinan wisata Tirta, dirujuk oleh BNSP,” ujar Linda kepada wartawan usai kegiatan di Hotel wira Carita, Rabu, (29/10/2025).
Menurutnya, jumlah peserta yang mengikuti uji kompetensi sebanyak 50 orang, terdiri dari anggota Balawisata Nasional dan Balawisata Provinsi Banten.
“Mereka yang ikut sudah melalui proses penjaringan dan memenuhi persyaratan,” ujarnya.
Linda menegaskan, keberadaan Balawista tidak hanya dibutuhkan saat momen liburan besar seperti Nataru, tetapi juga di akhir pekan atau masa kunjungan wisatawan yang tinggi.
“Biasanya mereka bertugas di kawasan wisata air seperti pantai atau kolam renang, Beberapa menara pantau sudah tersedia di Kabupaten Lebak, Serang, dan Pandeglang,” jelasnya.
Lebih lanjut, Terkait pengawasan fasilitas wisata air, Linda mengungkapkan masih banyak hotel atau pengelola wisata Tirta yang belum memenuhi izin sesuai ketentuan.
“Kami tidak mengeluarkan izin hotel, tapi menghimbau agar setiap kolam renang memperhatikan izin dan standar keselamatan, Kami hanya bisa memberikan himbauan,” ujarnya.
Hingga kini, Dinas Pariwisata telah melatih 450 orang Balawista, dengan 150 di antaranya telah tersertifikasi, dan akan bertambah 50 orang setelah pelatihan ini.
“Total nanti menjadi 200 orang bersertifikat. Perwakilannya sudah tersebar di delapan kabupaten/kota di Banten,” tuturnya.
Ia berharap ke depan Balawista di Banten semakin tangguh dan berdaya saing.
“Balawista menjadi garda depan keselamatan wisata air, Kami ingin tercipta kondisi, zero musibah di kawasan wisata pantai dan Tirta,” ujarnya.
Linda juga menjelaskan, pelatihan Balawista menghadapi berbagai tantangan, terutama kesiapan mental peserta.
“Ada beberapa dari kabupaten/kota yang belum siap karena di tingkat provinsi sudah ada standar ketat, seperti kemampuan berenang beberapa puluh meter dan berlari ratusan meter,” katanya.
Halaman : 1 2 Selanjutnya










